Nabi dan Rasul serta Mu'jizat dan Wali beserta Karamahnya
Tingkatan kedekatan hambaa dengan tuhannya
Menurut Abdu Alkarim , Allah telah menentukan umat meuhamad menjadi tujuh glongan menurut tingkat kedekatanya, yaitu 1.Muslim, 2. Mukmin 3. Saleh 4.Muhsin 5.Syuhada 6.Siddiq 7. Qarib. Muslim, mukmin dan saleh disebut tingkatan awan dalam tasawuf, sedangkan muhsin, syuhada, sidiq, dan qarib disebut tingkat khawas, lalu nabi dan rosul disebut tingkatan khawasu alkhawas
Nabi dan Rosul dengan Mukjizatnya
Ahmad Al-hijazi Al-fahshani mengatakan ada 25 rosul dan 124.000 orang nabi, meskipun sebenarnya jumlah nabi tidak disebutkan dalam alqur’an. Dari ke 25 rosul ini, ada 5 rosul diantaranya yang ditetapkan sebagi ulul azmi (pilihan allah karena keteguhan imanya) yaitu : Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW. Dengan urutan tingakat keteguhan sebagai berikut :
1. Muhammad SAW
2. Ibrahim AS
3. Musa As
4. Isa As
5. Nuh As
Selanjutnya Al-Jilli membagi kedudukan nabi menjadi dua macam
1. Nabi yang menyandang kedudukan wali, seperti nabi khidir
2. Nabi yang diberi wahyu sebagai petunjuk baginya, untuk menjalankan peribadatan buat dirinya, tapi tidak untuk orang lain, anata lain nabi samuel dan nabi daniel.
Sedangkan kedudukan rosul dibagi menjadi kedalam 4 bagian
1. rosul yang di utus untuk mengajarkan wahyu kapada seseorang, misaknya kerosulan nabi ilyas untuk mengajarkan wahyu kepada nabi ilyasa
2. Rasul yang di utus untuk mengajarkan wahyu kepada satu bangsa atau suku saja, misalnya nabi idris untuk bangsa mesir, hud untuk suku Ad dan nabi saleh untuk bangsa tsamud.
3. Rasul yang di utus untuk mengajarkan wahyu kepada seluruh manusia, bukan untuk seluruh alam, misalnya nabi Isa As
4. Rasul yang di utus seluruh alam semesta, misalnya nabi Muhammad SAW
Wali dan Karomahnya
Wali adalah para hamba yang melanjutkan kehidupan suci dari nabi, mereka tak pernah menikmati kehidupan kehidupan dunia, melainkan hanya mengejar keridan allah setelah melakukan mujahadah, riyadah dan beribadah secara rutin. Wali allah selalu membersihkan jiwanya dari kotoran batin yang dapat menutupi cahaya batinnya, karnanslalu mewaspadai dirinya dari penyakit takabur dan hasad.
Kejadian yang luar biasa yang ada pada diri wali disebut dengan karomah allah, yang bertujuan untuk memperlihatkan kebenaran agama yang dianutnya, ibnu Taimiyah mengatakan bahwa bentuk karomah yang ditunjukan para wali ada yang bebentuk pngetahuna dan pengalaman batain. Di antara wali yang sering menunjukan karmahnya adalah,
Menurut Abdu Alkarim , Allah telah menentukan umat meuhamad menjadi tujuh glongan menurut tingkat kedekatanya, yaitu 1.Muslim, 2. Mukmin 3. Saleh 4.Muhsin 5.Syuhada 6.Siddiq 7. Qarib. Muslim, mukmin dan saleh disebut tingkatan awan dalam tasawuf, sedangkan muhsin, syuhada, sidiq, dan qarib disebut tingkat khawas, lalu nabi dan rosul disebut tingkatan khawasu alkhawas
Nabi dan Rosul dengan Mukjizatnya
Ahmad Al-hijazi Al-fahshani mengatakan ada 25 rosul dan 124.000 orang nabi, meskipun sebenarnya jumlah nabi tidak disebutkan dalam alqur’an. Dari ke 25 rosul ini, ada 5 rosul diantaranya yang ditetapkan sebagi ulul azmi (pilihan allah karena keteguhan imanya) yaitu : Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan Nabi Muhammad SAW. Dengan urutan tingakat keteguhan sebagai berikut :
1. Muhammad SAW
2. Ibrahim AS
3. Musa As
4. Isa As
5. Nuh As
Selanjutnya Al-Jilli membagi kedudukan nabi menjadi dua macam
1. Nabi yang menyandang kedudukan wali, seperti nabi khidir
2. Nabi yang diberi wahyu sebagai petunjuk baginya, untuk menjalankan peribadatan buat dirinya, tapi tidak untuk orang lain, anata lain nabi samuel dan nabi daniel.
Sedangkan kedudukan rosul dibagi menjadi kedalam 4 bagian
1. rosul yang di utus untuk mengajarkan wahyu kapada seseorang, misaknya kerosulan nabi ilyas untuk mengajarkan wahyu kepada nabi ilyasa
2. Rasul yang di utus untuk mengajarkan wahyu kepada satu bangsa atau suku saja, misalnya nabi idris untuk bangsa mesir, hud untuk suku Ad dan nabi saleh untuk bangsa tsamud.
3. Rasul yang di utus untuk mengajarkan wahyu kepada seluruh manusia, bukan untuk seluruh alam, misalnya nabi Isa As
4. Rasul yang di utus seluruh alam semesta, misalnya nabi Muhammad SAW
Wali dan Karomahnya
Wali adalah para hamba yang melanjutkan kehidupan suci dari nabi, mereka tak pernah menikmati kehidupan kehidupan dunia, melainkan hanya mengejar keridan allah setelah melakukan mujahadah, riyadah dan beribadah secara rutin. Wali allah selalu membersihkan jiwanya dari kotoran batin yang dapat menutupi cahaya batinnya, karnanslalu mewaspadai dirinya dari penyakit takabur dan hasad.
Kejadian yang luar biasa yang ada pada diri wali disebut dengan karomah allah, yang bertujuan untuk memperlihatkan kebenaran agama yang dianutnya, ibnu Taimiyah mengatakan bahwa bentuk karomah yang ditunjukan para wali ada yang bebentuk pngetahuna dan pengalaman batain. Di antara wali yang sering menunjukan karmahnya adalah,
- Uwasys Al-Qorni yang karomahnya pengetahuan batin yang langsung menembus keluar dari dadanya, Hasan Al-BAsyri, Malik Bin Dinar dan Ibrahim Bin Adam
- Al-Hasan Al-Basri (21-110H), kecerdasan dan ketekunannya sangat menonjol dalam mempelajari segala macam ilmu agama.
- Malik Bin Dinar (Abu Yahya Malik bin Dinar) seorang sufi yang kaya raya, tapi kekayaannya tidak mempengaruhi tingkah lakunya,
- Robi’ah Al-Adawiyah, wafat 185 H. Adalah seorang budak yang tekun beribadah, dipetengahan malam yang gelap gulita, tuannya sering melihat lentera menyala diatasnya, tanpa terlihat ada tali gantungannya, maka dari situlah tuannya memerdekakannya.
- Ibrahim bin Adam (112H-161H) putra dari penguasa profinsi Khurasan wilayah kerajaan persi.
- Syehk Abdul Qodir Jaelani (470H-561H), ia sangat patuh melakukan mujahadah dan riyadah, sehingga pernah suatu ketika ia dianggap telah meninggal, karna selama 40 hari tidak pernah makan dan minum, dan ketika akan dimandikan maka ia hidup kembali, dan lain sebagainya.
- Dhu Al-Nun Al-Misry, memulai kesufiannya dari perjalanan menyusuri desa mesir, lalu mendapat kehidupan bertapa dengan berbagai macam cara menyiksa dirinya untuk mendapatkan kedekatan dengan allah
- Sayyid Ahmad Badawi (596-675H). Perpindahan keluarganya di mekah karena menghindari kekejaman penguasa maroko, Hajjaj bin Yusuf terhadap anak cucu Rosulallah.

Gabung dalam percakapan