Begini Penjelasan Ustadz Somad Jika Mencintai Pasangan Orang Lain, Bagaimana Hukumnya?
ISLAMADANIA - Cinta adalah hal sesuatu yang wajar, mencintai adalah hal yang alamiah, namun, masih banyak yang tak bisa membedakan mana cinta dan mana nafsu.
Mencintai memang hal yang wajar, namun, bagaimana jika kasusnya ternyata mencintai seseorang yang sudah dimiliki orang lain.
Perkara cinta yang tadinya adalah hal wajar, malah akan berubah menjadi tidak wajar, bahkan bisa berakibat buruk ketika rasa cinta tersebut tidak ditempatkan pada tempat dan kondisi yang tepat.
Lalu, bagaimana tanggapan dan pandangan dalam Islam terkait perkara cinta, karena, bagaimana pun, dicintai dan mencintai adalah yang wajar, sehingga kita perlu penjelasan yang lebih terkait kondisi ini.
Ustadz Abdul Somad, selaku ustadz kenamaan di tanah air, memberikan tanggapan dan penjelasan terkait perkara mencintai pasangan orang lain.
Dilansir PortalJember.com dari kanal YouTube Jalan Taubat yang diunggah 21 Agustus 2018, Ustadz Abdul Somad beri penjelasan tentang hukum mencintai pasangan orang lain.
Pada salah satu ceramahnya, Ustadz Abdul Somad mendapatkan pertanyaan dari salah seorang jama'ah.
Jama'ah tersebut bertanya "Bagaimana pandangan Islam tentang seseorang yang mengagumi atau mencintai pasangan orang lain, dan bagaimana jika orang tersebut juga punya perasaan yang sama terhadap kita?"
Ustadz Abdul Somad atau yang biasa disapa UAS menjelaskan bahwa hidup ini ada pilihan dan ada keterpaksaan.
Dirinya memberi contoh, ingin ceramah dengan duduk atau berdiri, itu pilihannya. Bukan sebuah keterpaksaan.
Sedangkan masalah cinta, cinta itu bukan pilihan, cinta adalah keterpaksaan. Artinya orang tidak bisa memilih. Oleh karena itu, terkadang orang suka dengan orang lain pun tidak tahu alasannya. Oleh karena itu, perasaan suka atau cinta itu tidak dosa.
"Ketika kita suka dengan orang, apakah kita berdosa? Tidak. Karena rasa itu tumbuh di dalam. Suka, tidak berdosa," ungkap Ustadz Abdul Somad.
"Tapi ketika rasa suka itu berubah menjadi tindakan, maka berdosa. Misal, minta nomer HPnya, itu yang berdosa," sambungnya.
Dijelaskan UAS, jika cinta kepada anak gadis orang yang belum menikah, maka bisa menikahinya. "Yang jadi masalah, bagaimana jika cinta dengan istri orang," tegas UAS.
Oleh sebab itu, rasa itu harus dibuang karena adalah bagian dari ujian. Jangan dituruti dan didekati, apalagi jika teman sekantor.
Cinta berawal dari pandangan, senyum, salam, kenalan, janjian, pertemuan. Setelah pertemuan, bekerjalah setan. Dan akhirnya terjadilah apa yang terjadi.
"Maka jika ada bibit-bibit itu terasa di dalam hati, tekanlah dia jangan lagi dipandang, jangan dituruti, itulah nilai jihad," kata Ustadz Abdul Somad.
Jihad bukan hanya perang hingga berdarah-darah melawan Belanda, tapi jihad melawan hawa nafsu yang justru lebih besar.
Demikianlah penjelasan Ustadz Abdul Somad terkait perkara cinta, khususnya bagaimana hukumnya mencintai pasangan orang lain.***
Sedangkan masalah cinta, cinta itu bukan pilihan, cinta adalah keterpaksaan. Artinya orang tidak bisa memilih. Oleh karena itu, terkadang orang suka dengan orang lain pun tidak tahu alasannya. Oleh karena itu, perasaan suka atau cinta itu tidak dosa.
"Ketika kita suka dengan orang, apakah kita berdosa? Tidak. Karena rasa itu tumbuh di dalam. Suka, tidak berdosa," ungkap Ustadz Abdul Somad.
"Tapi ketika rasa suka itu berubah menjadi tindakan, maka berdosa. Misal, minta nomer HPnya, itu yang berdosa," sambungnya.
Dijelaskan UAS, jika cinta kepada anak gadis orang yang belum menikah, maka bisa menikahinya. "Yang jadi masalah, bagaimana jika cinta dengan istri orang," tegas UAS.
Oleh sebab itu, rasa itu harus dibuang karena adalah bagian dari ujian. Jangan dituruti dan didekati, apalagi jika teman sekantor.
Cinta berawal dari pandangan, senyum, salam, kenalan, janjian, pertemuan. Setelah pertemuan, bekerjalah setan. Dan akhirnya terjadilah apa yang terjadi.
"Maka jika ada bibit-bibit itu terasa di dalam hati, tekanlah dia jangan lagi dipandang, jangan dituruti, itulah nilai jihad," kata Ustadz Abdul Somad.
Jihad bukan hanya perang hingga berdarah-darah melawan Belanda, tapi jihad melawan hawa nafsu yang justru lebih besar.
Demikianlah penjelasan Ustadz Abdul Somad terkait perkara cinta, khususnya bagaimana hukumnya mencintai pasangan orang lain.***
Gabung dalam percakapan